KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini yang berjudul “Kerajaan Bali.”
Makalah ini berisikan
tentang informasi Kerajaan Bali. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk dan pedoman bagi para pembaca dalam memperluas
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Sukasari, Mei 2014
Penyusun
Ajang ayip solihin
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan .........................................................
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................
BAB
II PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)
2.1 Bukti Kerajaan Bali ..........................................................................
2.2 Letak Kerajaan Bali .........................................................................
2.3 Raja-raja Kerajaan Bali ....................................................................
2.4 Kehidupan Kerajaan Bali .................................................................
2.5 Penyebab Kejayaan Kerajaan Bali ...................................................
2.6 Penyebab Kemunduran Kerajaan Bali .............................................
BAB
III PENUTUP ............................................................................................
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali
adalah tempat berkembangnya agama Hindu dan Hampir seluruh Masyarakatnya
menjadi penganutnya. Agama Hindu di Bali mulai tumbuh dan berkembang sejak abad
ke – 8, bersamaan dengan pertumbuhan agama Hindu di Jawa Tengah, Agama Hindu
banyak pengaruhnya terhadap kebudayaan setempat, juga terhadap sistem
pemerintah.
Berita
Cina menyebutkan pada abad ke – 7 ada daerah Dwapatan (Bali) yang mempunyai
adat yang sama dengan Jawa (Holing). Prsasti Bali 804 Caka (882 M) menyebutkan
pemberian izin pembuatan pertapaan di bukit Kintamani. Prasasti berangka tahun
896 caka (991 M) isinya menyebutkan tempat suci dan istana Raja terletak di
Singhamandawa dekat Sanur berhuruf Dewa Nagari dan Bali Kuno. Kitab Usana Bali
abad ke 16 menyebutkan Raja Jayapangus memerintah setelah Raja Jayakusuma. Ia
Raja penyelamat Bali yang terkena malapetakaa karena lupa menjalankan ibadah
Raja ini juga mendapat wahyu untuk melakukan upacara agama kembali yang
sekarangsebagai hari Galungan.
Kerajaan
Bali terletak pada sebuah Pulau kecil yang tidak jauh dari daerah Jawa Timur.
Dalam perkembangan sejarahnya, Bali mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa.
Karena letak pulau itu berdekatan, maka sejak zaman dulu mempunyai hubungan
yang erat. Bahkan ketika Kerajaan Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit
yang melarikan diri dan menetap di sana. Sampai sekarang ada kepercayaan bahwa
sebagian dari masyarakat Bali dianggap pewaris tradisi Majapahit.
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.2.1 Maksud Penulisan
Adapun maksud dari
makalah kami tentang Kerajaan Bali, yaitu :
1. Ingin mengetahui Bukti Kerajaan Bali.
2. Ingin mengetahui letak Kerajaan Bali.
3. Ingin mengetahui raja-raja Kerajaan Bali.
4. Ingin mengetahui kehidupan Kerajaan Bali.
5. Ingin mengetahui penyebab kejayaan Kerajaan
Bali.
6. Ingin mengetahui penyebab kemunduran Kerajaan
Bali.
1.2.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
makalah tentang Pemberontakan APRA adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Sejarah.
2. Untuk menambah poin-poin dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Kerajaan
Bali.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini berupa pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa Bukti Kerajaan Bali?
2. Dimana letak Kerajaan Bali?
3. Siapa raja-raja Kerajaan Bali?
4. Bagaimana kehidupan Kerajaan Bali?
5. Apa penyebab kejayaan Kerajaan Bali?
6. Apa kemunduran Kerajaan Bali?
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bukti Sejarah
· Berasal dari kitab sejarah dinasti Tang.
· Di sebelah timur Ho – ling terletak P’oli dan
bahwa negeri Da – pa – tau terletak disebelah selatan Kamboja.
· Penduduknya menulis di atas daun Patra
(rontal)
· Di dalam berita Cina dikatakan bahwa mayat
orang Da – pa – tau diberi bekal berupa perhiasan (emas) dan dibakar.
· Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 S
(882 M) isinya : pemberian izin kepada para biksu dan pendeta agama Buddha
untuk membuat pertapaan di bukit Cintamani.
· Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan 883
S (911 M) isinya : mengenai tempat sucidan tidak menyebutkan nama Raja.
· Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong,
dekat Sanur *Permukaan prasasti ditulissebagian dengan huruf Nagari (huruf
India) dan sebagian dengan huruf Bali kuno, sedangkan bahasanya
menggunakan bahasa sansekerta. Angka berupa Candra Sangkala dan
berbunyi“Khecarawahni – Murti artinya tahun 836 S (914 M).
2.2 Letak Kerajaan Bali
Kerajaan Bali merupakan sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau kecil yang tak jauh dari Jawa Timur dengan nama yang sama.
Kerajaan
Bali umumnya bercorak agama Hindu. Dalam perkembangan sejarahnya, Bali
mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa karena letak kedua pulau ini berdekatan.
Bahkan
ketika Kerajaan Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang melarikan diri dan menetap disana. Sampai sekarang ada
kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali dianggap sebagai pewaris
tradisi Majapahit.
Bali
yang dikenal sebagai “Pulau Dewata” pada zaman duhulu kala, sebelum kedatangan
majapahit terdapat sebuah kerajaan yang muncul pertama kali di bali yaitu
sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti yang ditemukan di desa
blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari terbit.
Prasasti
itu berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya “Khesari Warmadewa”
memiliki istana yang ada di Singhadwala. Khesari Warmadewa adalah Ugrasena pada
tahun 915 M - 942 M.
Setelah
meninggal, Abu dari jenasah dari raja Ugrasena dicandikan di Air Madatu, lalu
beliau digantikan oleh mahkota Jayasingha Warmadewa (960 M - 975 M).
Dikatakan
bahwa raja Jayasingha membangun dua pemandian di desa Manukraya, yang letaknya
sekarang.
Pusat Kerajaan Bali pertama di Singhamandawa. Raja pertama Sri Ugranesa.
Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas menggambarkan
bagaimana pergantian diantara 1 keluarga raja dengan keluarga raja yang
lain. Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya menerangkan bahwa Bali pernah
dikuasaiSingasari pada abad ke – 10 & Majapahit abad ke – 14.
2.3 Raja- Kerajaan Bali
1. Khesari Warmadewa yang
beristana di Singhadwala menurunkan Wangsa Warmadewa
2. Ugrasena
3. Raja Haji Tabanendra
Warmadewa ia di candikan di Air Mandu
4. Raja Jayasingha Wamadewa
ia membangun pemandian di Desa Manukraya yaitu Pemandian Tirta Empul dekat
tampak Siring tahun 960
5. Raja Jayasadhu Warmadewa
6. Sri Maharaja Sri Wijaya
Mahdewi
7. Raja Udayana yang
memerintah bersama istrinya yakni Gunapriyadarmapatni yang melahirkan
Airlangga, Marakata, Anak wungsu
8. Marakata bergelar
Marakata Utungga Dewa yang di segani rakyatnya, ia membangun bangunan suci
di Gunung Kawi, Tampak Siring Bali
9. Anak Wungsu, mengaku penjelmaan Wisnu yang
masa pemerintahannya di bantu 10 senopati rakyat hidup dari bertani, binatang
yang berharga adalah Kuda. Untuk golongan pedagang laki-laki disebut
Wanigrama dan untuk perempuan disebut Wanigrami
10. Raja Walaprabuk. Raja Jayasakti, pada masa pemerintahanya ada
dua kitab undang-undang yakni Utara Widdi Balawan dan Raja Wacana (Rajaniti)
11. Jayapangus yang dikenal penyelamat negara karena mengajak
rakyatnya kembali melakukan upacara agama sehingga mendapat wahyu (Hari
Galungan)
2.4 Kehidupan Kerajaan Bali
1. Kehidupan Politik
Nama
Bali sudah lama dikenal dalam beberapa sumber kuno. Dalam berita Cina abad ke-7
disebut adanya nama daerah yang bernama Dwa-pa-tan, yang terletak disebelah
timur Kerajaan Holing (Jawa). Menurut para ahli nama Dwa-pa-tan ini sama dengan
Bali. Adat istiadat penduduk Dwa-pa-tan ini sama dengan di Holing, yaitu
setiap bulan padi sudah dipetik, penduduknya menulis dengan daun lontar,
orang yang meninggal dihiasi dengan emas, dan ke dalam mulutnya dimasukkan
sepotong emas sertadiberi harum-haruman, kemudian mayat itu dibakar.
Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, pengaruh Buddha datang terlebih
dahulu dibandingkan dengan pengaruh Hindu. Prasasti yang berangka tahun 882 M,
menggunakan bahasa Bali menerangkan tentang pemberian i in kepada para biksu
untuk mendirikan pertapaan di Bukit Cintamani. Pengaruh Hindu di Bali
berasal dari JawaTimur, ketika Bali berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ketika
Majapahit runtuh, adasebagian penduduk yang melarikan diri ke Bali, sehingga
banyak penduduk Bali sekarangyang menganggap dirinya keturunan dari Majapahit.Prasasti
yang menceritakan raja yang berkuasa di Bali ditemukan di desa Blanjong, dekat
Sanur. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa raja yang bernama KhesariWarmadewa,
istananya terletak di Sanghadwala. Prasasti ini ditulis dengan huruf
Nagari(India) dan sebagian lagi berhuruf Bali Kuno, tetapi berbahasa Sanskerta.
Prasasti ini berangka tahun 914 M (836 saka), dalam Candrasengkala
berbunyi Khecara-wahni-murti.Raja selanjutnya yang berkuasa adalah adalah
Ugrasena pada tahun 915 M.Ugrasena digantikan oleh Tabanendra Warmadewa
(955-967 M). Tabanendra kemudian digantikan oleh Jayasingha Warmadewa, ia membangun dua buah
pemandian di desaManukraya. Pemandian ini merupakan sumber air yang dianggap
suci. Jayasinghakemudian digantikan oleh Jayasadhu Warmadewa yang memerintah
dari tahun 975-983M. Tidak banyak berita yang menceritakan masa kekuasaannya.
2. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan
ekonomi yang berkembang di Bali adalah sektor pertanian. Hal itudapat
dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat dalam berbagai prasasti
yangmenunjukkan usaha dalam sektor pertanian, seperti suwah, parlak (sawah
kering), gaga(ladang), kebwan (kebun), dan kaswakas (pengairan sawah).
3. Kehidupan Sosial Budaya
Struktur
masyarakat Bali dibagi ke dalam empat kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya,
dan Sudra. Tetapi pembagian kasta ini tidak seketat seperti di India. Begitu
puladalam pemberian nama awal pada anak-anak di lingkungan masyarakat Bali
memilikicara yang khas, yaitu:a. Wayan untuk anak pertama; b. Made untuk
anak kedua; c. Nyoman untuk anak ketiga;d. Ketut untuk anak keempat.Tetapi ada
juga nama Putu untuk panggilan anak pertama dari kasta Brahmanadan Ksatria
4. Kepercayaan
Masyarakat
Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India, terutamaHindu. Sampai
sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang menganut agama Hindu. Namun
demikian, agama Hindu yang mereka anut telah bercampur dengan budayamasyarakat
asli Bali sebelum Hindu. Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakankelompok
masyarakat yang terikat oleh hubungan keluarga dan memuja roh-roh
nenek moyang yang mereka anggap dapat menolong dan melindungi kehidupan
keluarga yang masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini, lahirlah agama Hindu
Bali yang bernama Hindu Dharma.
2.5 Penyebab Kejayaan
1. Naik tahtanya Dharmodayana. Pada masa
pemerintahnnya, system pemerintahan Kerajaan Bali semakin jelas.
2. Perkawinan antara Dharma Udayana dengan
Mahendradata yang merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa
Timur, sehingga kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat.
2.6 Penyebab Kemunduran
Dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja
Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki seorang patih
yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan Gadjah Mada dari
kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan
Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki
Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah sumur itu selesai
Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah dan batu namun dalam lontar Bali
Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan
batu yang dilemparkan ke sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia
menyerahkan diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat
dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada
pada tahun 1343.
1. Patih
Kebo Iwa yang berhasil dibujuk untuk pergi ke Majapahit, sesampainya di
Majapahit Kebo Iwa dibunuh.
2. Patih
Gajah Mada yang berpura-pura menyerah dan minta diadakan perundingan di Bali,
lalu ia menangkap raja Bali yaitu Gajah Waktra sehingga kerajaan Bali berada di
bawah kekuasaan Majapahit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan
Bali muncul pada abad ke 9 yang di perintah oleh Raja Sri Kesariwarmadewa,
Udayana dan anak Wungsu. Tahun 915 Raja Bali Ugrasena berhasil membangun
Kerajaan Bali dan berkembang dan serta menjalin persahabatan Mataram, dan di
tandai perkawinana Udayana Wamadewa (956-1022) kawin dengan putri Makutawangsa
Whardana yang bernama Mahendratta, hubungan berlanjut setelah putra Udayana
yang bernama Airlangga menikah dengan putri Darmawangsa Tguh sampaia khirnya
terjadi perlaya 1016. Karena diserang oleh Raja Wurawari dari Wengker yang
merupakan sekutu Sriwijaya. Pada masa pemerintahan anak Wungsu (1049-1077)
berhasil dibangun Candi Tampak Siring. Pengganti Anak Wungsu, Jaya Sakti,
Jayapangus dan Bedahulu adalah raja lemah dan akhirnya ditaklukan oleh Gajah
Mada dalam meluaskan KerajaanMajapahit
Sumber – sumber :
artikel ini bisa di
lihat di :
ConversionConversion EmoticonEmoticon